Gunung Nona, yang terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik perhatian banyak orang karena keindahan dan keunikan pemandangannya. Gunung ini dikenal dengan nama lain, yaitu “Buttu Kabobong,” yang dalam bahasa lokal berarti “Gunung Perawan.” Berikut adalah sebuah cerita tentang keindahan dan pesona Gunung Nona. Cerita Gunung Nona di Enrekang Di sebuah daerah yang tenang di Kabupaten Enrekang, berdirilah sebuah gunung yang telah menjadi legenda di kalangan masyarakat setempat. Gunung Nona, dengan bentuknya yang unik menyerupai tubuh wanita yang sedang berbaring, telah lama menjadi simbol keindahan alam dan pesona mistis Sulawesi Selatan. Konon, nama “Gunung Nona” diambil dari kisah seorang gadis cantik yang tinggal di desa tersebut. Menurut legenda, gadis itu jatuh cinta pada seorang pemuda dari desa seberang. Namun, cinta mereka ditentang oleh kedua keluarga yang memiliki perseteruan panjang. Dengan hati yang hancur dan penuh kesedihan, sang gadis berdoa kepada Tuhan agar cintanya dapat bersatu. Doanya didengar, tetapi bukan dalam cara yang dia harapkan. Sang gadis dan pemuda itu akhirnya bersatu dalam keabadian, namun dalam bentuk yang berbeda. Tubuh sang gadis berubah menjadi gunung yang kita kenal sekarang sebagai Gunung Nona. Gunung Nona bukan hanya terkenal karena bentuknya yang menyerupai wanita, tetapi juga karena pemandangan spektakuler yang ditawarkannya. Dari puncak gunung, para pendaki dapat menikmati pemandangan lembah yang subur, sawah yang hijau, serta sungai yang mengalir dengan tenang di bawahnya. Pada saat matahari terbit atau terbenam, Gunung Nona memancarkan warna-warna indah yang membuat siapa pun yang melihatnya merasa takjub. Pendakian Gunung Nona cukup menantang, namun bagi mereka yang berani mengambil tantangan ini, perjalanan itu sangatlah berharga. Jalur pendakian dikelilingi oleh pepohonan hijau dan suara burung yang berkicau riang, menambah suasana alami dan damai selama perjalanan. Di puncak gunung, para pendaki sering berhenti sejenak untuk merenung dan menikmati keindahan alam. Banyak yang merasa bahwa Gunung Nona bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga tempat untuk mencari inspirasi dan kedamaian batin. Bagi masyarakat Enrekang, Gunung Nona adalah harta alam yang harus dijaga dan dilestarikan agar keindahannya dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Gunung Nona mengajarkan kita tentang keindahan yang berasal dari alam dan pentingnya menjaga warisan alam untuk masa depan. Dengan segala pesona dan cerita yang menyelimutinya, Gunung Nona terus menarik hati para petualang dan pecinta alam dari berbagai penjuru. Cerita ini tidak hanya menyoroti keindahan Gunung Nona tetapi juga menghubungkan kekayaan budaya dan legenda lokal yang menyertainya, menambah dimensi yang lebih dalam bagi mereka yang berkunjung.
– Adam Sendler