Lontara Duri – Asal Mula Kerajaan Tallu Batu Papan karya almarhum Prof. Dr. H. M. Syukur Abdullah, Dekan FISIP Unhas (1980-1983).
Pada masanya, Prof Syukur adalah orang cerdas dan memberikan banyak sumbangsih untuk masyarakat.
Lelaki kelahiran Enrekang ini menjadi mahasiswa terbaik pertama tahun 1961 di Fakultas Tata Praja, yang kini dikenal sebagai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Sospol). Tiga tahun kemudian, Syukur Abdullah menjadi sarjana Sospol ke-24 di Unhas.
Butuh jarak tempuh sekitar 35 tahun dan kerja bersama agar buku ini sampai ke tangan pembaca seperti sekarang dan dapat diakses oleh berbagai kalangan.
Mendiang Hasan Basri kemudian mendampingi mendiang Prof. Syukur dalam meneliti, menemukan, mencatat, mentranskrip, menerjemahkan dan menyusun ulang serpihan Lontara’ Duri ini yang sebelumnya tercecer di sejumlah tempat.
Sepeninggal Prof. Syukur yang wafat pada 1992, baru sekitar seperempat abad kemudian, tepatnya pada 2015, para penerus beliau yang terdiri dari istri, anak-anak, menantu dan kerabat dekat termasuk sepupu Prof. Syukur, sutradara film Riri Riza berinisiatif melanjutkan proyek pemajuan kebudayaan yang tonggaknya sudah ditancapkan sejak 1986 ini.
Bagi istri, anak-anak, menantu dan kerabat mendiang Pak Syukur, melanjutkan penerbitan naskah Lontara’ Duri dalam bentuk dan rupa yang menarik dan bisa dibaca oleh kalangan luas, adalah kewajiban yang perlu dipenuhi.
Ir. Sukmawati Syukur, M.sc, pendiri dan pembina Syukur Foundation mengutarakan alasannya mengapa Lontara’ Duri ini menjadi penting untuk dimanuskripkan, di dalamnya ada begitu banyak hal-hal yang berbicara mengenai kepemimpinan yang bijaksana, kedermawanan.
“Termasuk etos kerja, dan praktek kehidupan nenek moyang kami di Tanah Duri yang menghargai kemanusiaan,
sehingga kami merasa wajib menerbitkan naskah ini dan juga sebagai upaya melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh orang tua kami”, tutur Ir. Sukmawati Syukur, M.sc.
Selama proses riset penerbitan Edisi 2024 ini yang dimulai sejak Agustus 2020, dilakukan kunjungan berkali-kali ke Tanah Duri (terutama di lokasi di mana Tallu Batupapan pernah berdiri), juga untuk menemui Hasan Basri yang sampai saat itu masih menyimpan ingatan yang jelas mengenai upaya Prof. Syukur dan tim (termasuk dirinya) pada 1986 dalam menerbitkan naskah Edisi 1986 secara terbatas.
Akhirnya pada tanggal 21 Agustus 2024 kemarin,buku “Lontara’ Duri: Asal Mula Kerajaan Tallu Batupapan” edisi terbaru resmi diluncurkan di Makassar. Buku ini diterbitkan oleh Syukur Foundation. Acara peluncuran dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang mendukung penerbitan buku ini melalui Program Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro Dana Indonesiana.
Buku ini bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga menjadi jendela ke dalam sejarah dan budaya masyarakat Duri di Sulawesi Selatan. Disusun berdasarkan naskah kuno Lontara, buku ini menyoroti asal mula Kerajaan Tallu Batupapan, serta mengungkapkan nilai-nilai seperti kepemimpinan yang bijaksana, kedermawanan, dan etos kerja masyarakat Duri. Lebih dari 100 foto baru dari kawasan Duri, terutama tempat-tempat yang disebutkan dalam teks asli, turut menghiasi edisi ini, hasil kerja sama dengan fotografer dari Salukanan dan Makassar.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menyampaikan apresiasinya atas upaya Prof. Syukur Abdullah dalam meneliti, menyalin, dan menerjemahkan naskah kuno tersebut ke dalam aksara Latin. Hilmar menegaskan bahwa karya seperti ini menunjukkan komitmen besar dalam memajukan kebudayaan Indonesia.